Sabtu, 06 Oktober 2018

27 September 2018 Part 1




Tepat satu minggu dua hari saya menginjakan kaki di Negri Matahari ini. Masih terkenang ketika Keluarga dan Sahabat menghantarkan saya untuk memulai Pertualangan baru di Negri yang terkenal sangat displin ini. Walau malam sebelum jadwal keberangkatan harus tidur larut malam dikarenakan masih di kunjungi sahabat yang berkujung akibat tidak bisa mengantar ke Bandara, dengan bermodal tidur tiga jam, pukul 03.30 dini hari saya tetap meluangkan waktu tidur saya untuk Solat Malam. Bagi saya, alangka baiknya segala hal dimulai dengan hal yang baik. Suasana masih sangat hening ketika saya masih bersujud untuk meminta keselamatan dan keberkahan atas keberangkatan saya. Sungguh tidak ada yang bisa menolong saya kecuali atas campur tangan yang kuasa. Disela sujud pun saya tak henti- hentinya berterima kasih atas nikmat dan rezeki dari Allah yang akhirnya mengabulkan impian saya walau dengan jangka waktu yang cukup lama. Tapi yang harus di sadari adalah, waktu penantian tersebut malahan menjadi waktu yang paling berharga dalam hidup saya. Disana saya belajar Bagaimana artinya sabar yang Hakiki, Perjuangan tanpa batas yang tidak kenal lelah, Ribuan atau bahkan jutaan doa yang terus saya lontarkan di setiap ibadah dan sujud saya, hati yang patah karena kegagalan dan harus diperbaiki dengan sikap ksatria yang harus berlapang dada dalam rangkaian  kegagalan. Setiap saya jatuh, saya harus membangkitkan diri saya sendiri  untuk menyelamatkan diri saya sendiri. Jika saya bisa merubah rasa kecewa dan rasa sakit menjadi sebuah kekuatan, maka saya menang namun bila rasa sakit dan rasa kecewa membuat saya menjadi lemah maka saya kalah. Dan Allah Ya Rahman benar- benar mengabulkan Doa di waktu yang sangat tepat. Di saat saya benar- benar siap dengan ilmu yang cukup , kematang pibadi yang cukup dan bekal yang cukup pula. Andai saya diberngkatkan dua tahun lalu, saya rasa belumlah sampai di level kesiapan seperti ini.



Setelah solat malam saya termenung menunggu waktu subhu. Saya pandangi wajah Kakak Perempuan saya. Demi Allah, dia adalah salah satu perantara dari pertolongan Allah. Saudara saya telah mengorbankan banyak hal baik pikiran, harta dan waktu untuk membantu saya dalam mencapai cita- cita. Impian untuk kuliah di Jepang adalah impiannya dan harus dia tinggalkan demi Keluarga kecil yang dia bangun bersama Kakak Ipar saya yang juga luar biasa. Dini hari ini, Kakak saya tengah tidur pulas dengan Perut membuncit. Sekitar satu pekan lagi dia akan melahirkan anak pertama. Impiannya yang telah terkubur kini saya ambil ahli. Dia adalah salah satu alasan saya sampai ke level ini.



Subhu kala itu benar- benar sangat berkesan. Seperti biasa Ibu saya sibuk menyiapkan sarapan pagi, Ayah sibuk menonton siaran Olahraga dan Adik Laki- laki saya masih setengah Kasur takkala Ibu saya sudah menyuruhnya untuk mandi, Sedangkan saya masih tengah menghatamkan Surah Yasin yang selau menjadi pembuka di awal Pagi hari dan Kakak perempuan saya msih dengan Tadarusnya.



Jam menunjukan setengah tujuh lewat ketika saya tengah sibuk- sibuknya beres-beres, Saya mendapatkan tamu. Kali ini adalah adik bungsu saya di Ummi Squad, Bella Animee itulah nama tenarnya. Bella berhalangan untuk mengantar ke Bandara karena harus PPL. Sehingga, dia sempatkan datang ke rumah sebelum PPL. Bagi saya Bella ini adik yang paling kuat sekaligus yang paling lemah dengan perasaan. Prinsip dan determinasinya baik namun cukup goyah bila berurusan dengan hati. Sebelum berangkat Bella memberikan dua buku yang luar Biasa: Maryam, Perempuan Penghulu Surga karya Dian Yasmina Fajri serta Buku Teladan Terbaik Dalam Berdakwa karya Prof. Dr as Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani. Masya Allah, benar- benar kado yang luar biasa. Disana , sosok wanita berkacamata dengan mengenakan Rok Dasar serta kemeja itu, pasti mejadi salah satu sosok yang akan saya rindukan untuk dua tahun kedepan.



Teapat pukul Tujuh, kami sekeluarga mulai bergerak ke SMB II, Baru sampai pintu Gerbang Komplek. Terlihatlah tiga orang wanita berkendaraan sepeda motor roda dua yang awalnya ingin ke berkunjung ke Rumah tapi saya suruh langsung Ke Bandara. Mereka adalah adik- adik saya dari Ummi Squad., Indah, Nurul dan Uwik. Indah selalu membawa keceriaan walau kadang menyebalkan karena tidak kenal tempat haha, Nurul selalu mencoba menjadi Psikolog Umi Squad  walau kadang benar dan kadang juga salah hahah sedangkan Uwik selalu membawa Kelembutan dan Kehangatan. Bercanda ya ^^.




Tiba di Bandara sekita 07.40, cepat sekali memang untuk penerbangan 09.45. Namun memang saya ingin Check in Cepat agar bisa keluar Gate lagi untuk menyapa yang lain. Teman pertama yang saya jumpai ada Romi, adik tingkat saya di IRMA yang juga kabarnya adalah Fans Club saya hahah. Dan ketika menoleh ke lain sisi teman- teman yang lain sudah terlihat berdatangan ada Aka Io, Agung, Hayati, Shances serta Umi Squad kecuali Bella. Saya ditemani Check In oleh Kakak Perempuan saya, sebenarnya hanya Penumpang yang bisa masuk ke Ruang Check In, Namun Dikarenakan Kakak Perempuan Saya adalah seorang Jaksa jadi hanya menunjukkan  Kartu Jaksa dan bebas keluar masuk Bandara. Proses Check In cukup cepat, saya hanya membawa Dua Koper dan Satu Tas Raket untuk dimasukan ke Bagasi sedangkan Tas Ransel saya di bawa ke Kabin. Total Bagasi saya adalah 38.8 kg dari total 46 kg jatah Bagasi Penerbangan Internasional Garuda Indonesia. Setelah selesai saya kembali ke Luar dan ternyata saya kedatangan tamu baru, Ustadz Fauzi, Ketua I Irma Palembang, satu bidang dengan saya. Dan saya lihat ada Kado tambahan, satu kota cukup besar dibungkus kertas kado dengan satu kotak kecil  dari Bidang Orsen dan tidk boleh dibuka ditempat. Alhasil bawaan saya jadi sangat banyak . Kita sempat berfoto- foto sebentar sampai saya akhirnya mengenali sosok wanita berhijab merah dan mengenakan kacamata yang tengah tersenyum kearah saya. Itu adalah Miss Novia, teman sejawat saya ketika masih mengajar di Kumon Bangau. Miss Novia sekarang Honorer di PU Palembang dan izin ke kantor karena hanya ingin menemui saya dan memberi saya kado. Masya Allah, it was too touching. Kita sempat foto dan mengobrol sekitar 15 menit dan miss Novia izin untuk ke kantor. Tidak lama dari itu, saya sempat melaksanakan solat Dhuha dan juga Solat Safar di Bandara. Dan lagi – lagi saya kedatangan tamu yaitu Ria adik tingkat saya di IRMA dan juga Fadel adik angkat saya yang izin kerja untuk mengantar saya ke Bandara. Saya merasa benar- benar merasa di keliling dengan cinta sebagai Sahabat. Jauh sebelum ini, saya sudah sudah mendapat puluhan Kado dari teman- teman. Sangat banyak kado yang saya dapat seakan menjadi tanda bila saya dicinta di masyarakat. Salah satu datang dari Mika anggota SDM, keterikatan saya dengan Mika sebenarnya tidak begitu Intensive, Saya ingat menjalin komunikasi dengan Mika kala dia menjadi Bendahara Pengkaderan IRMA 27 sedangkan Posisi saya Sebagai Bendahara Umum IRMA mengharuskan mengontrol dan membimbing adik-adik Bendahara. Namun mika dengan segala ketulusannya  datang ke rumah saya dengan membawa kado padahal di saat itu saya masih di 10 ilir dan masih konsultasi Gigi dengan Dr. Aisya H-1 sebelum keberangkatan. Alhasil saya tidak bertemu dengannya secara langsung namun dan ini juga sama halnya dengan Kado dari Genta, Ketua SDM yang menitipkan Kado karena tidak sempat bertemu karena diharuskan berangkat Minggu siang untuk mengikuti Jambore DAI  di Jawa Barat hari Minggu 4 hari sebelum Keberangkatan saya.  Ada juga Kado dari Agung, Buku Luar Biasa dari Khalid Muhammad Khalid ‘Biografi 60 Sahabat’ padahal saya baru kenalan dengan Agung 4 hari sebelum dia memberi kado tersebut. Dan ada yang sedkit lucu, Kado yang tiba- tiba ada Di Kantong Hadiah saat di Bandara, dan Si Pemberi Kado tidak bilang ke saya bahwa kasih kado, Ada aja gitu di Kntong tas bersama Kado yang lain. Dan ternyata setelah membuka Kado tersebut dari XXX, hahah wajar sih karena Dia memang Pemalu. Mungkin tidak ingin orang –orang salah paham. Oke, mungkin tentang kado akan saya jelaskan di lain Bab secara Khusus sekaligus apresiasi saya dan juga ucapan Terima Kasih saya.





Menjelang pukul Sembilan pagi adalah saat- saat saya untuk meninggalkan Kampung Halaman saya Palembang. Segera saya menyalami dan meminta restu dan doa kepada orang tua saya. Ketika saya tengan berpamit dan berpelukan dengan keluarga saya, Di lain sisi teman-teman saya yang akhwat tengah berpelukan dan menangis. Sengaja belum saya berpamitan mereka, puaskan saja mereka menangis. Saya berpamitan terlebih dahulu dengan teman saya yang ikhwan, mereka menyemangati dengan doa dan sukacita. Dan saat itu saya kembali diberi hadiah Gantungan Kunci Ninja  oleh Romi dan juga dibekali Pempek untuk dimakan di Pesawat. Dan akhirnya saya berpamitan dengan Sahabat saya yang Akhwat, tentunya yang paling heboh menangis dalah Indah. Indah adalah sahabat terdekat saya di IRMA, dia tahu semua tengan saya dan apa yang terjadi di kehidupan saya, kemana- mana saya berdua dengannya atau berlima dengan Umi Squad. Mata Uwik juga kala itu sudah merah, Nurul jangan ditanya, dia yang paling tegar walau hati menangis. Dan sosok yang menagis sedu juga adalah Shancez, adik kuat tapi cepat touching sama halnya dengan Hayati. Saya hanya berpesan dengan Sahnces dan aHayati untuk Rajin Kuliah dan Jangan Bolos Kuliah. Dan disana juga ada Ria dan saya berpesan kepada Ria untuk tetap Belajar, tahun depan ayo kuliah . Mereka memeluk sangat kencang dan saya hanya bilang, ‘Tenang saya akan kembali lagi nanti’  tapi mereka semua masih menangis. Sampai- sampai Ustadz Fauzi harus mengingatkan bila saya sudah harus masuk ke bandara. Saya tidak menangis sedikit pun. Beruntung kala itu , Fadel yang kerja di anak perusahaan Angkasa Pura bisa masuk dan membantu saya untuk membawa barang yang cukup banyak akibat berbagai macam hadiah susulan. Sebelum benar- benar masuk kebandara saya sempat berbalik dan melambaikan tangan ke keluarga dan sahabat- sahabat saya. Dan ketika itu saya tertekad akan kembali dan membawa Prestasi.



Fadel hanya bisa mengantar saya sampai ke depan Waiting Room, setelah salam perpisahan saya memasuki Waiting Room. Baru 5 menit saya duduk, penumpang sudah diharuskan Bording, karena pesawat cukup jauh , kami penumpang Tujuan Palembang – Denpasar harus naik Shuttle bus menuju Pesawat. Garuda memang memiliki pelayanan yang baik, semua kru sangat ramah. Memasuki pesawat saya disambut dengan senyum ramah dan ditawarkan untuk dibawakan bawaan saya. Karena bawaan saya saaat itu sedikit ribet sekaligus saya penasaran apa isi nya sehingga hanya tas saya yang saya letakan di atas  kabin, semua hadiah saya letakan disisi saya duduk. Sebelum berangkat saya coba membuka kado-kado saya. Namun sesuai janji saya harus mebuka surat dari seseorang yang hanyak boleh dibuka setelah duduk dalam pesawat. Seperti di Film-film lah. Isinya cukup membuat mengerutkan alis. Kado kedua saya buka adalah dari Miss Novia yang ternyata isinya adalah Novel dari Penulis kesukaan saya Habiburahman, dan yang paling special adalah di sampul depan buku tersebut ada Tanda Tangan asli kang abik, buku yang berjudul ‘Merindu Baginda Nabi’  merupakan hadiah yang sangat luar biasa. Miss Novia juga menuliskan Note singkat yang ditulis di Pembantas buku Love buatannya sendiri. Really Nice.  Selanjutnya saya buka adalah kado yang tiba- tiba ada di kantong hadiah, setelah saya buka isinya adalah Buku karangan Ahmad Rifa’I Rif’an dengan Judul ‘Hidup Sekali, Berarti lalu mati’ dan ada Note singkat disana, tulisannya sangat rapi dan seketika saya tau pengirimnya siapa dan ditambah tulisan ‘dem jadilah’ phrase yang sering disebutkan beliau. Buku Best Saller ini sungguh luar biasa, Tulisan  Rifa’I mempunyai kekuatan yang bisa menyentuh emosi.  Dan sampai akhirnya Pesawat akan lepas landas dan saya menghentikan kegiatan saya dan menyisakan dua kotak hadiah yang belum dibuka. Saya duduk manis dan makan pempek , makanan yang paling akan saya rindukan di Jepang Nanti.


15 menit terbang di Udara, saya tidak bisa menahan rasa untuk tidak membuka sisa kado tersebut. Yang saya buka  pertama adalah kotak yang paling besar dan ternyata isinya adalah Sandal dan Long Coat. Dan selanjutnya ketika membuka kotak kecil satunya ternyata testimony dari para anggota Orsen OJT 1 beserta pengurus Orsen. Tentunya hadiah Testimoni yang paling panjang di tulis oleh Shances dan peringkat ke dua adalah Hayati dan ketiga dalah dari IIs. Secara garis besar isi dari testimony adalah doa dan ucapan selamat kepada saya serta ucapan untuk menyuruh Menikah hahah. Terima kasih Keluarga Orsen, You are The Best.

Bersambung...........




'Akan lahir beberapa Sudara dari Rahim yang berbeda , karena saudara tak mesti Sedarah'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar